11 alasan kenapa Daenerys akan menjadi the Mad Queen

Daenerys Targaryen

Ada kepercayaan yang cukup luas di antara orang-orang di Westeros bahwa semua Targaryen gila. Seperti halnya Aerys, yang dikenal sebagai MadKing a.k.a Raja Gila yang haus darah dan selalu paranoid hingga membunuh semua orang di Kings Landing sehingga tidak ada yang menggulingkannya. Pun kita juga bisa melihat sendiri bagaimana “gila” nya Viserys dalam ambisi nya untuk menjadi Raja yang tumbuh semakin ganas dan angkuh sebelum kematiannya di tangan Dothraki. yang menjadi pertanyaan, akankah Daenerys mewarisi sifat “gila” dari Ayah dan saudaranya tersebut? Karena Faktanya, Dany sudah banyak memperlihatkan tanda2 kalo ada sedikit gen "gila" di jiwanya semenjak dia memiliki kekuatan. Apakah dia akan berakhir seperti ayahnya yang membumi-hanguskan Westeros di suatu hari nanti?
Berikut beberapa pertanda yang cukup jelas bahwa Daenerys “seperti” nya akan menjadi the next Mad Queen.

1. KHALEESI ADALAH PERWUJUDAN IMPIAN TERBESAR SANG AYAH
Aerys tidak memiliki naga. Pada saat dia datang untuk memerintah, House Targaryen tidak lagi memilikinya dan naga hanya dianggap sebagai bagian dari masa lalu. Namun Aerys masih merasakan hubungan batin yang kuat dengan para naga. Aerys sangat mengidamkan dan sangat ingin memilikinya seperti leluhurnya.
Aerys percaya, bahwa suatu hari nanti dia akan dilahirkan kembali sebagai naga dari api yang membara. Dan akhirnya, Puluhan tahun kemudian, untuk memberi kehidupan pada naga, anaknya Daenerys Targaryen berjalan masuk ke tumpukan kayu pemakaman Khal Drogo. Ketika dia berjalan keluar, Daenerys terlahir kembali sebagai Mother of the Dragons.

Ramalan, Impian, harapan, ambisi sang ayah bisa diwujudkan oleh Dany, tidakkah mereka memiliki suatu ikatan yang sangat erat?
Ingat, setiap detail di dunia GOT memiliki arti tersendiri, tidak ada yang terjadi secara kebetulan.

2. DAENERYS TIDAK TERUSIK DENGAN KEJADIAN “TAK WARAS” YANG TERJADI DISEKITARNYA
Viserys adalah saudara yang mengerikan. Dia memukul Daenerys dan terlalu sering mengasari nya bahkan ketika Ia dibawah perlindungan pasukan Dothraki. Namun Entah bagaimana, Dany tetap selalu menyayangi saudaranya tersebut bahkan menamai salah satu naganya dengan namanya, Viserion.
Tetapi tragedi kematian saudaranya, mungkin merupakan tanda pertama bahwa Dany tidak sepenuhnya waras. Ketika suaminya, Khal Drogo membunuh Viserys secara brutal tepat di depan matanya, Dany menyaksikankan tanpa emosi dan ekspresi nya tidak menunjukkan kesedihan. Ketika seseorang dibunuh secara brutal, kebanyakan orang tidak sanggup menonton tanpa rasa ngeri dan takut, itu adalah reaksi alamiah manusia. Tapi Dany, alih-alih sedih, merasa kaget saja tidak
Oke, baiklah. Mungkin Viserys layak mati karena Ia memang menjengkelkan. Tapi bagaimanapun Ia adalah saudara kandungnya, mereka hidup bersama bertahun-tahun dalam penderitaan karena perasingan. Agak aneh bagi seseorang yang sangat mencintai saudaranya dan menghormatinya dengan memberi nama salah satu "anak-anaknya" dengan namanya, menunjukkan ekspresi yang terkesan acuh puas melihat kematiannya.
Daenerys memiliki sifat yang sama seperti Ayahnya, Aerys. Ia akan membunuh orang sepanjang hari dan tak satu pun dari hal tersebut mempengaruhinya, dia terus merasa terpuaskan melihat banyak yang terbunuh dihadapannya dengan ekspresi yang datar.

3. DAENERYS MEMBERI PERINTAH PENYIKSAAN SECARA SADIS
Daenerys anti perbudakan, Daenerys memiliki sifat penyayang, yang sekilas membuat kita percaya bahwa dia berbeda dari ayahnya. Season 4 episode 1 Kita bisa melihat betapa emosionalnya Dany ketika melihat seorang gadis kecil yang mati terpajang di tiang salib sepanjang perjalanan mereka menuju Meeren. Termotivasi dengan pemandangan tsb, Dany memprovokasi para budak untuk melawan the master demi kemerdekaan mereka sendiri.
Ketika para the master berhasil dikendalikan, Dany memerintahkan untuk memasung sebanyak 163 the master di tiang salib hingga mereka mati dengan sendirinya.
Tindakan ini kejam karena Dany berpikir dengan menyalibkan the master akan memberikan sebuah keadilan kepada pendudk Meereen karena the master telah melakukan tindakan yang sama terhadap 163 gadis kecil. Namun pada kenyataannya, Dany bukanlah memberi keadilan, tapi sedang membalas dendam karena amarahnya. Bukankah keadilan itu harus didapat setelah proses peradilan?
Ser Barristan, seorang pria yang tahu kapan perlu menarik pedang dan kapan harus menahan diri Sempat memberikan nasihat untuk membalas ketidak-adilan dengan belas kasihan, karena semua orang berhak mendapat mendapat kesempatan kedua, Namun Dany dengan tegas menolak nasehat dari Ser Barristan, dan tetap melanjutkan perintah brutalnya tersebut. Ada kepuasan tersendiri di wajah Daenerys melihat orang lain tersiksa dalam penderitaan.

4. DAENERYS SANGAT AMBISIUS DAN PENUH AMARAH
Aerys the MadKing sangat berterus terang tentang apa yang ingin dilakukan kepada musuh-musuhnya, yang selalu melibatkan darah dan api. Begitu halnya dengan putrinya, Daenerys .Ketika Khal Drogo meninggal, Dany memberikan pidato yang dengan jelas menunjukkan rencananya untuk merebut Iron Thrones ,termasuk membunuh musuh-musuhnya serta menghabisi apapun yang menghalangi nya, dan menghancurkan kastil mereka. Hal Ini sangat persis dengan deskripsi Aerys di hari-hari terakhirnya sebelum tewas, Ia sering mengoceh tentang membunuh siapa saja yang melawan dan mengkritisi dirinya (dan ancaman tersebut benar benar dia lakukan). Apakah Daenerys akan mengikuti jejak ayahnya menjadi the MadQueen?.

5. DAENERYS MEMILIKI KEBIASAAN MENGANCAM ORANG LAIN
Untuk poin kedua ini, tanpa admin paparkan, darri season 1 hingga season 7 kalian pasti sering menyaksikan scene—scene dimana Dany kerap mengancam seseorang. Untuk season 7 yang lalu, kita terlalu sering mendengar Dany mengucapkan kata-kata “Bent the knee” yang merupakan “slogan keramat” baginya.
Daenerys tidak pilih kasih dalam mengancam seseorang, orang2 terdekatnya pun tidak luput dari ancamannya. Episode 2 season 7 Daenerys mempertemukan para petingginya dalam sebuah ruangan. Ia mempertanyakan kesetiaan dari semua orang di sana. Ada Tyrion Lannister, Vaerys, Olenna Tyrell, Yara Greyjoy, Ellaria Sand, Grey Worm dan juga Missandei.. Ia mengingatkan bahwa ia tidak akan memberi ampun kepada yang berkonspirasi di belakangnya. Orang yang menjadi sorotan adalah Varys. Ia terkenal beberapa kali berpindah-pindah dari satu calon penguasa ke calon penguasa lain. Bahkan Daenerys sampai mengancam akan membakar Varys jika ia berkonspirasi dan mengkhianati dirinya.
Well, tidak ada yang salah dengan sikap tegas dari Dany, namun mari kita hubungkan kebiasaan mengancam nya dengan seseorang yang memiliki kegemaran yang sama di masa lalu. Sang Ayahanda, Raja Aerys juga memiliki kebiasaan mengancam orang-orang dari atas singgasana besinya di Red Keep. Like father, like daughter.

6. DAENERYS MENJADIKAN API SEBAGAI KEKUATAN TERBESARNYA
Aerys naik takhta setelah kematian ayahnya, jadi jalannya ke sana sangat mulus dan tidak memerlukan pertumpahan darah. Tetapi usahanya dalam mempertahankan kekuasaan sungguh luar biasa. Ketika dia tahu Robert Baratheon memenangkan perang perebutan Iron Thrones, Aerys memerintahkan para pyromancer-nya untuk menyalakan api di seluruh Kings Landing, dari daerah kumuh hingga Red Keep sendiri. Dia berencana untuk meledakkan seluruh kota dan siap untuk mati secara terhormat dalam proses tersebut dengan duduk di Iron Thrones, dia rela melakukan apapun selama tidak ada orang lain yang duduk di atas takhta nya .
Sebaliknya, Daenerys harus berjuang habis-habisan untuk mendapatkan kekuatan, aliansi dan pengakuan demi bisa mendapatkan kembali Takhtanya. Dalam prosesnya, Dany meninggalkan jejak api dimana-mana. Ia membakar orang hidup-hidup, melawan apapun yang menghalangi nya dengan kekuatan api.
Baik Dany maupun Aerys memiliki persamaan, dimana bagi mereka, api adalah segalanya. Api adalah solusi dari segala ancaman dan permasalahan. Bagi Aerys, api adalah kekuatan, dan Daenerys mengikuti jejak ayahnya, Dany akan menjadikan api sebagai kekuatannya.

7. DAENERYS MEMILIH TYRION SEBAGAI “HAND OF THE Queen”
Awalnya, kita akan berpikir bahwa Tyrion dan Tywin Lannister tidak memiliki kesamaan. Tywin Lannister adalah seorang ayah yang buruk hati yang bertekad untuk menggunakan segala cara yang dia bisa untuk mempertahankan kekuasaan dan terus-menerus terobsesi untuk melunasi utangnya. Tyrion adalah pecandu alkohol namun sangat cerdas dan bijaksana. Namun, ketika terdesak, Tyrion bisa menjadi seseorang yang sangat menakutkan. (Masih ingat apa yang terjadi ketika ia menemukan Shae di tempat tidur ayahnya?)
Tywin adalah “Hand of The king” nya Raja Aerys. Dia melayani dengan senang hati The Mad King selama dua dekade. Daenerys memilih Tyrion untuk posisi tetrsebut, Akankah sejarah kembali terulang?
Kita tidak bisa melupakan bahwa kisah ini berakhir dengan seorang psikopat di atas takhta yang terus menerus memerintahkan pembunuhan. Rasanya tidak terlalu mengada-ada untuk percaya mungkin itu akan terjadi kembali di bawah pemerintahan Dany? Dimana Lannister akan selalu dibawah bayangan Targaryen??.

8. DAENERYS TIDAK SEPENUHNYA MEMPERCAYAI TYRION
Dany kerap meragukan Tyrion. Ia terus-menerus menuduhnya memihak keluarganya dan diam-diam berusaha melindungi mereka. Tentu saja, ini bukan masalahnya, Tyrion tidak memiliki hubungan yang baik dengan Cersei, tapi dia peduli dengan Jaime. Tentu dia akan membela jikalau ada hal yang buruk menimpanya.
Ini adalah satu lagi kasus sejarah yang berulang. Aerys juga menjadi sangat tidak percaya pada Tywin di saat-saat terakhir masa hidupnya, tetapi mereka memulai hubungan sebagai teman dekat. Fakta bahwa Tywin kemudian mengkhianati Aerys mungkin membuat Daenerys bahkan lebih waspada terhadap Tyrion.
Mungkinkah Tyrion juga akan mengkhianati Dany ketika dia akhirnya dia menyadari bahwa dia melayani seorang Mad Queen? Mungkinkah Daenerys benar2 akan mewarisi sifat terburuk ayahnya?.

9. DAENERYS MEMBAKAR MUSUHNYA HIDUP-HIDUP
Targaryens adalah dinasti penunggang naga, yang berarti mereka memiliki sesuatu untuk kekuasaan dan api. Seperti ayahnya, Daenerys lebih suka membunuh musuhnya dengan api. Dany menunjukkan kepada kita betapa miripnya dia dengan Aerys ketika membakar ribuan tentara hidup-hidup ketika mengendarai naganya, Drogon. Serangannya pada pasukan musuh sangat tidak strategis atau selektif. Apakah dia tidak berempati bahwa banyak prajurit di sana harus berperang bukan karena kehendak mereka sendiri? Dany membakar semua orang dan segalanya.
Padahal, Dany cukup membunuh beberapa orang saja untuk pembuktian dirinya dan kemudian meminta kesetiaan yang tersisa. Karena pada akhirnya, tohh.. tentara yang tersisa ini juga berlutut kepada Dany karena telah melihat sendiri seekor naga yang bernapas api. Namun kenyataannya, Dany terlihat sangat puas ketika melihat sebagian besar musuhnya terbakar api tanpa perlawanan sedikitpun. Bagian terburuknya, Dany melakukan ini karena ambisi nya yang sudah terlalu besar untuk membunuh Lannister dan merebut takhta dengan paksa.

10. DAENERYS MEMUTUSKAN RANTAI KELUARGA/HOUSE/KLAN
Seorang pimpinan tidak akan bisa hidup sendiri. Mereka tetap membutuhkan House/Klan yang kuat untuk mendukung mereka ketika sedang kesulitan. Banyak House/klan yang memiliki kerajaan, tanah dan pasukan mereka sendiri, yang bisa dipanggil ketika sedang dalam keadaan terancam. Jadi, membunuh seluruh anggota dinasti tanpa berpikir dua kali bukanlah hal yang terpuji. Tapi, itulah yang Daenerys lakukan pada House/Klan Tarly dengan membakar Randyll dan Dickon. (Tentu saja, Sam masih hidup, tetapi ia kehilangan hak warisnya sehingga mereka mungkin bahkan tidak tahu bagaimana dan dimana keberadaannya). Di s7e5, kita bisa lihat bagaimana raut kengerian yang diperlihatkan Tyrion ketika Dany menolak dinasehati olehnya untuk tidak membunuh Dickon? kita juga bisa melihat bagaimana ambisius nya Dany yang haus pengakuan. Apakah seperti itu cara memperlakukan tahanan yang sudah menyerah tak berdaya? Mungkin Randyll pantas mati karena menolak untuk berlutut, tapi haruskah seorang pimpinan membunuh pimpinan lainnya dengan cara barbar seperti itu? Apakah itu cukup bijaksana untuk seorang Ratu yang mengklaim dirinya berbeda dari ayahnya?
(sorry, I m not fans of daenerys anymore setelah scene ini )
Ini bukan pertama kalinya seorang Targaryen menebang Family Three (silsilah keluarga). Ayahnya, Aerys juga membunuh Rickard Stark dan Brandon Stark, yang juga seorang ayah dan anak ketika dia masih berkuasa.

11. DAENERYS MENJADI THE MAD QUEEN KARENA FAKTOR INCEST.
Ada teori di antara orang-orang di Westeros yang menyatakan bahwa keluarga Targaryen semuanya menjadi gila karena hubungan insest mereka. Aerys memperistri saudarinya sendiri, Rhaella. Mereka menjaga garis darah keturunan agar tetap murni, seperti yang telah dilakukan oleh para leluhurnya.
Jika dihubungkan dengan konteks di kehidupan nyata, Insest akan menyebabkan ketidak-seimbangan mental bagi keturunannya. Mungkinkah karena hal tersebut kesehatan mental Daenerys akan menjadi tidak seimbang? Mungkin itu juga sebabnya dia bisa membangun hubungan romantis dengan keponakannya. Tentu, dia belum tahu bahwa Jon memiliki hubungan keluarga dengannya, tetapi apakah Ia akan berhenti jika mengetahui fakta yang sebenarnya?
Akankah Dany menjadi gila ketika mengetahui bahwa Jon lebih berhak untuk mengklaim takhta? Apa yang akan terjadi kepada Dany ketika -setelah begitu besarnya pengorbanan serta perjuangan dalam proses perebutan takhta, penduduk westeros hanya ingin bertekuk lutut kepada Jon?-. Admin tidak bisa membayangkan nya.


Sumber : Game of Thrones Theories Indonesia
loading...

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Mantab gan ulasan GOTnya,,,keren juga templatenya...https://www.nyampling(.)com

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih gan, jangan lupa follow kami di instagram @gotpedia.id

      Hapus